Accreditation Policy and Quality of Higher Education
Abstract
Accreditation policy is nothing but a form of quality control of universities. Accreditation activities assess the independence of the universities concerned. Accreditors assume that human action is determined by self-will (self-termination), and on self-direction. The substance of quality and accreditation is more on building a new scientific paradigm. In the context of achieving quality refers to the concept of individual - institutional motivation in carrying out the work. The recognition of more important identity is to change the paradigm and epistemology of science in accordance with the development and demands of the times. New, more representative facilities are built. New educational equipment and media are also being held. All of that form has fulfilled the instrument of quality assurance of the universities. The answer that can parse the problem is the policy of accreditation. Accreditation is interpreted as a measure of quality assurance. The objective of achieving the quality can be realized based on the strengthening of the strategy and quality technique pursued through accreditation, until the supervision is interpreted as a challenge that needs to be answered completely. The real phenomenon of action and reality in the environment of university is a careful step in writing this paper, the academic environment service; The principle of managerial optimization; an input-output perspective - a multidimensional outcome; principles of harmonizing institutional governance, and risk reduction principles. These five principles become a system that binds the strengthening of accreditation policies implicate the quality of the university.
Kebijakan akreditasi tidak lain sebagai wujud pengawasan mutu perguruan tinggi (PT). Akreditor menilai tindakan kemandirian PT bersangkutan. Ia selalu berasumsi bahwa tindakan manusia ditentukan oleh kemauan sendiri (self ditermination), dan pada tujuan sendiri (self direction). Substansi mutu dan akreditasi lebih pada membangun paradigma baru keilmuan. Dalam konteks pencapaian mutu mengacu konsep motivasi individual--institusional dalam melaksanakan pekerjaan. Penghargaan akan identitas yang lebih penting adalah mengubah paradigma dan epistemologi keilmuan yang sesuai dengan perkembangan dan tuntutan zaman. Fasilitas-fasilitas baru yang lebih representatif memang dibangun. Peralatan dan media pendidikan yang baru juga diadakan. Semua itu wujud telah terpenuhinya instrumen penjaminan mutu PT. Adapun jawaban yang dapat mengurai permasalahan itu adalah kebijakan akreditasi. Akreditasi dimaknai sebagai langkah penjaminan mutu. Tujuan pencapaian mutu dapat diwujudkan atas dasar penguatan strategi dan teknik mutu yang diupayakan melalui akreditasi, hingga pengawasan dimaknai sebagai tantangan yang perlu dijawab secara tuntas. Fenomena aksi dan realitas yang senyatanya di lingkungan PT merupakan langkah pencermatan dalam penulisan makalah ini, yaitu pelayanan lingkunganakademik; Prinsip optimasi manajerial; perspektif input—output--outcome multidimensional; prinsip harmonisi tata kelola institusi, dan prinsip pengurangan risiko. Kelima prinsip tersebut menjadi sebuah sistem yang mengikat sebagai penguat kebijakan akreditasi berimplikasi mutu PT.
Downloads
References
Raharjo, Mudjia. 2010. Pemikiran Kebijakan Pendidikan Kontemporer. Malang: UIN Maliki Press.
Ikhwan, Afiful. 2013. Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam (PAI). Malang: Insan Cita Press Malang dan STAIM Tulungagung.
Ikhwan, Afiful. Kajian Sosio-Historis Pendidikan Islam Indonesia Era Reformasi, EDUKASI: Jurnal Pendidikan Islam, Volume 5, Nomor 1, Juni 2017.
Ikhwan, Afiful. AKREDITASI MADRASAH ALIYAH (MA) DALAM KEBIJAKAN PENDIDIKAN NASIONAL, Edukasi: Jurnal Pendidikan Islam, Volume 2, Nomor 2, November 2014.
Imron, Ali. 2002. Kebijaksanaan Pendidikan di Indonesia. Jakarta: Bumi Aksara.
Musyaropah. 2017. Peran Filsafat dalam Kurikulum Berdasarkan Teori John Dewey. Denpasar Bali: STAID Press.
Prabowo, Sugeng Listyo. 2009. Implementasi Sistem Manajemen Mutu. Malang: UIN Press.
_________. 2009. Implementasi Sistem Manajemen Mutu ISO 9001: 2008 di Perguruan Tinggi (Guidelines IWA-2). Malang: UIN Malang Press.
Ricard L. Daft, Ricchard M. Steers. 1986. Organizations a Micro/Macro Approach. London: Forestman and Company.
Winardi, J,. 2005. Pemikiran Sistemik dalam Organisasi dan Manajemen. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Saputra, Hatta. 2016. Pengembangan Mutu Pendidikan Menuju Era Global Penguatan Mutu Pembelajaran dengan Penarapan HOTS (High Order Thinking Skills). Jakarta: Smile’s Indonesia Institute.
Dhewanto, Wawan, dkk,. 2014. Manajemen Inovasi Peluang Sukses Menghadapi Perubahan. Yogyakarta: ANDI Ofset.
Fattah, Nanang. 2008. Landasan Manajemen Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Tilaar, H.A.R,. 2008. Manajemen Pendidikan Nasional Kajian Pendidikan Masa Depan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.